• Welcome

    Welcome to my blog. This blog is where you add your knowledge and some funs.

  • Enjoy!

    Welcome to my blog. This blog is where you add your knowledge and some funs.

Monday, February 29, 2016

Pengalaman Operasi Usus Buntu


Memang benar kata orang yang namanya jalan tidak selalu mulus, begitu juga dengan hidup tidak selamanya bahagia. Penggambaran ini kiranya sangat cocok dengan pengalaman hidup saya yang benar-benar sulit untuk dilupakan, selain berbekas secara fisik, pengalaman ini juga sangat berbekas di ingatan. Tiap detil rasa dan rentetan kejadiannya masih sangat kental difikiran. Tapi saya yakin dan percaya bahwa disetiap kejadian dan kesulitan pasti ada yang namanya “mutiara” kebahagiaan dan hikmah yang dapat dijadikan pelajaran hidup.
Saya tipe orang yang sulit untuk menjaga pola makan dan pola tidur. Selain saya hobi browsing di tengah-tengah malam (browsing something that conected with my hobby, watching videos on youtube, or just look and read some articles on internet), saya juga hobby sekali menghabiskan waktu dengan menonton drama korea hingga tengah malam. Berawal dari hobby buruk saya tersebut, saya jadi terbiasa dengan yang namanya “apa-apa telat” seperti telat makan, telat tidur, dan lain sebagainya.
Hari jum’at di bulan maret 2015 seperti biasa saya sepulang dari kuliah rutin saya langsung berangkat kerja di salah satu bimbingan belajar di daerah Rumbai, jam kerja dari mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB. Pada hari itu saya masih sangat ingat bahwa di pagi harinya saya sarapan mie instan saja tanpa makan sebutir nasi pun hingga berangkat kerja. Singkat cerita, sepulang kerja saya merasa sangat lapar dan jiwa-jiwa kerakusan mulai menghampiri perasaan saya. Saya pun bergegas mengambil sepiring nasi beserta lauk dan segelas air minum ukuran besar, kemudian saya menghidupkan laptop. Saya pun makan dengan lahap sambil menonton drama korea. Namun ditengah saya sedang makan, mungkin baru separuh nasi yang saya makan, saya mulai merasa kenyang dan mengakhirinya. Setengah jam berlalu, saya mulai merasakan sakit pada perut saya dan sakitnya berbeda dari rasa mules ketika kita mau buang air besar. Hingga pukul 02.00 tepatnya hari sabtu, saya dibawa berobat ke klinik oleh Ibu saya. Dokter berkata bahwa kemungkinan ini adalah gejala magh dan dokter tersebut memberi obat penghilang nyeri dan beberapa obat lainnya. Kemudian saya pulang dengan menahan sakit.
Masih di hari sabtu, paginya saya harus melakukan take video untuk tugas speaking II di salah satu tempat bersejarah di Pekanbaru bersama salah seorang teman saya. Saya pun menahan sakit ketika saya melakukan take video tersebut. Hingga sampailah di siang hari tugas sudah selesai dan kami berdua pulang dan ditengah perjalanan pulang saya merasakan sakit yang semakin menusuk di perut bagian sebelah kanan saya, apalagi ketika motor saya beradu dengan polisi tidur, batu-batu, ataupun lubang jalan. Hari sabtu terasa begitu panjang untuk saya, rasa sakit tak kunjung menghilang malah semakin bertambah. Hingga larut malam pun masih terasa sakit.
Minggu pukul 01.00 WIB saya merasakan sakit yang luar biasa di perut dan masih dibagian sebelah kanan saya. Akhirnya saya pun dibawa berobat kembali ke klinik sebelumnya oleh Ibu saya. Sampainya disana saya serasa kurang mampu untuk berjalan hingga harus dipapah oleh Ibu saya dan belum sampai ke dalam kamar pemeriksaan, saya jatuh pingsan namun saya masih sadar, lalu petugas rumah sakit membaringkan saya ke atas kasur untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter. Kemudian dokter melakukan pengecekkan dan menekukkan kaki kanan saya, kemudian ia bertanya “Bagaimana rasanya? Sakit?” dan saya hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan anggukkan. Terkejut saya bahwa dokter berkata kepada Ibu saya “Bu, sepertinya anak ibu mengalami usus buntu dan harus dirujuk ke rumah sakit, ini berbahaya apabila lambat penanganannya karna ini sudah bukan gejala lagi” kemudian hening.... Lalu kami pun pulang.
Minggu pagi pukul 07.00 WIB saya sudah pucat sekali dan sudah tidak mampu untuk bergerak banyak karna rasanya sangat sakit. Dan akhirnya Ibu saya memutuskan untuk membawa saya kerumah sakit. Awalnya beliau ingin ke rumah sakit umum karna mengingat biaya yang relatif lebih murah, namun setelah melakukan konfirmasi kepada pihak RSUD, mereka mengatakan bahwa dokter spesialis untuk penyakit dalam RSUD tersebut sedang tidak ada di tempat. Kemudian akhirnya Rumah Sakit Santa Maria menjadi pilihan terakhir.
Sayapun sampai di RS pukul 08.00 WIB dan langsung mendapat penanganan di Instalasi Gawat Darurat. Suster dan dokter melakukan pemeriksaan dibarengi dengan pertanyan-pertanyaan yang mengacu pada penyakit saya. Pukul 10.00 WIB saya melakukan cek USG untuk memastikan keadaan perut saya, dan hasilnya adalah usus buntu saya sudah mengalami pembengkakkan dan pecah ditempat, itulah yang menyebabkan infeksi dan sakit yang luar biasa. Kemudian dokter menyarankan untuk melakukan operasi karna ini akan berakibat fatal apabila dibiarkan. Singkat cerita, pukul 17.00 WIB sayapun dibawa ke ruang operasi dan kemudian saya dibius dan terlelap. Pukul 19.00 WIB saya membuka mata saya bertanda saya sudah selesai dioperasi dan selamat. Namun rasanya masih sangat sakit (bekas luka operasi). Pukul 22.00 WIB saya dibawa ke ruang inap pasien dan saya tidak diperbolehkan makan dan minum selama saya belum kentut. Padahal hausnya bukan kepayang.
Empat hari berselang, saya pun pulang kerumah dengan keadaan perut bagian kanan sudah dijahit sebanyak enam jahitan.
Begitulah pengalaman hidup saya yang sangat sulit untuk dilupakan. Hikmah yang dapat saya ambil adalah saya menjadi lebih mampu menjaga pola makan dan tidur saya setelah mengalami kejadian tersebut.
Share:

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *